Hari 8 – 31 desember 2014
5:00 – bangun pagi biasanya ada di pombensin, eh sekarang di dalem ruangan yang hangat.
5:30 – pagi ini gw pengen berkunjung ke lampu, lokasinya ada di desa soccah, ga jauh dari bangkalan, nanti akan melewati makan KH. Mohammad Khalil, atau biasa dikenal dengan kiyai Kholil. Salah satu destinasi wisata religius di kota bangkalan ini.
6:00 – Lampu adalah menara mercusuar yang sudah ada sejak jaman belanda dulu mungkin sejak 1890an kali yak. Biasanya gw naik keatas, Cuma kali ini gw mencari perspektif lain untuk melihat keindangan bangunan tua ini. Dan benar, dari ujung sana terlihat puncak semeru muncul dari balik awan.
Beberapa Foto saat di lampu
7:00 – ga terasa sejam berlalu, dan sepupu gw pun menujukan foto salah satu foto jembatan suramadu dengan background semeru, woowww… yuks kita ke suramadu. Jarak socah ke suramadu kira2 30kman.
8:00 – sampai di suramadu sempat berputar2 dulu, mencari spot yang bener2 cakep, ternyata rada susah juga nih tempatnya. Sebenernya ada satu spot lagi, yang oke, tapi di tutup sama jasa marga, mungkin harus izin dulu yak. Setelah dapet spot yang bagus, langsung lah gw mengambil beberapa foto sebelum kembali kerumah.
9:00 – sampai kembali ke rumah, sarapan, backup data, istirahat deh. Nanti malam gw ingin malem mingguan di pinggir pantai nih.
15:00 – setelah mandi dan bersiap, gw pun pamit dengan bu’de gw. Lanjut lagi ke Kamal, tempat mbah gw.
16:00 – kamal-bangkalan berjarak 35kman, jalanan disini relatif mulus dan lancar, tapi sudah mulai ramai dengan orang2 yang bersiap malem mingguan.
17:00 – sampai sana, gw berkunjung ke beberapa rumah sanak saudara sekalian, mumpung masih pada idup, kalo nanti sudah tidak ada kan ga bisa ketemu lagi, maka kirim doanya aja. Banyak lah untungnya dari silaturahmi itu. 😀
Semua orang tumpah ruah di jalan
Pesta kembang api dari pinggir laut
Untuk mmotret kembang api gw menggunakan lensa wde 15-85mm. Dengan bantuan tripod dan shutter timer 2detik, maka jadilah foto diatas.
Hilir mudik orang-orang malam tahun baru
1 Comment
Pingback: Pembuka, JAVADVENTURE II | Behind The Stories