Tag

gunung pancar

Browsing

Ekspedisi belah jalur Gn.pancar (part2/2)

oke kite lanjut jalan lagi…

Tujuan selanjutnya adalah bukit angin, lucu ya namanya. Konon katanya kalo kita lewat sini serasa ada angin mendorong yang membuat laju kita tambah cepat. Jalur kali ini lebih parah ternyata makin banyak titik yang sangat tidak gowesebel, dan kali ini single trek beneran. Kalo jalur warung nol > pondok pemburu tadi masih agak lebar karena masih sering di lewati mobil 4×4 para pemburu. Dan jalan ini di dominasi dengan longsorang tebing yang ada, di tambah lagi dengan becekan yang terjadi karena tetsan aer gunung. Turunan yang ada juga sangat tidak gowesebel selain bentuknya yang cekungan V (jalan air) terdapat juga banyak batuan yang runtuh, jadi kalo sampe salah ngerem bisa gelundungan disini.

Di sambut dengan tanah longsor

Melewati bukit angin, jalur masih berupa single trek yang lebarnya kurang lebih 30cm dihiasi jurang bertutupkan ilalang di kiri kanannya. Sangat indah pemandangan yang bisa dilihat dari sini. Dan ternyata mitos itu bener adanya kami merasa ada yang mendorong, sedangkan jalan itu nampak rada menanjak, aneh memang tapi biarkan lah menjadi misteri bukit angin :D. Setelah melewati bukit tersebut ketinggiam masih di kisaran 750 mdpl, cuaca sudah mulai panas lagi, untungnya ada pohon besar, kami putuskan untuk beristirahat dahulu disana, untuk sekedar minum, sekedar nyemil, dan sekedar poto poto.

Sehabis bukit pelangi

“sebentar lagi kita masuk hutan pinus” ujar pak Eko, dan asiknya udara sudah mulai sejuk tapi lagi lagi jalannya meragukan untuk saya lewati karena berhiaskan runtuhan daun, dan akar yang lumayan tinggi. Dan setelah melewati hutan pinus jalan sudah mulai landai turunan santai, ajiblah. Dan kali ini jalan semakin turun dan liar pastinya, Pandu pun dengan commercal nya tambah liar di turunan ini. Sangat disarankan untuk menggunakan baju lengan panjang, knee protector sampai tulang kering karena sepanjang turunan liar ini masih banyak tangkai berduri ilalang dan tumbuhan liar yang bisa melukai kita kapanpun.

sama sama liar di turunan πŸ˜€
Ilalang kanan kiri

Sempat ada insiden nyemplung kebon singkong saat kita salah jalan dan berputar sepeda, Norman yang sedang asik gowes ternyata stangnya kepentok tebing dan langsung glundungan ke kebon sawah, insiden ini memakan korban yaitu kacamatanya ilang, punten pak petani :D. Kali ini masuk ke pemukiman warga trek sudah mulai sangat bersahabat. dan beberapa ratus meter kemudian kami menemukan jalanan aspal halus. Disini kami memapu sepeda dengan kencang, sampai di pertigaan istirahat di warung untuk minum. Ternyata GPS menunjukkan sudah hampir sampai, setelah melewati sungai kami sampai di halaman belakang dari pemandian air panas, berhubung sudah sore kami putuskan untuk tidak mampir. dan ternyata kami kembai di pertemukan dengan tanjakan, yang membuat kami harus tuntun menuntun sepeda.

Norman abis cuci ban
Menggalau bersama mau masuk sebex apa kaga πŸ˜€

Keluar di jalan raya ternyata langsung menuju sebex, akhirnya sempat mengurungkan niat untuk mencoba trek downhill tapi kalo ga di coba sayang banget ini. Dengan nekatnya akhirnya semua pun masuk ke trek Downhill ini, obsracle di hajar drop di libas, sprint dll udah ga inget sama capek dah pokonya dah. Untung bang pandu pake speaker eksternal yang di isi lagu top hits pada jamannya πŸ˜€ jadi perjalannan 8 jam ini ga berasa sunyi. Keluar dari komplek sebex kami masuk aspal lagi, pengalaman yang susah di lupakan downhill dengan XC, kali ini kamu memacu sepeda sampai 75 KPJ ya betul ini turunan tejam gan. Setelah sampai di sebuah pertigaan kami mencari PSK (pondok sate kiloan) langsung pesan makan dah. Beberapa km lagi kami sampai di garis finish yang diakhiri dengan sprint aspal dan selesailah perjalanan kali ini.

info trek:
http://www.everytrail.com/view_trip.php?trip_id=1157050

biaya:

angkot: 25.000

makan: 50.000

lain lain: 25.000

pakaian yang disarankan:

Baju panjang, celana tertutup sampai bawah (usahakan berprotektor)

terima kasih buat semua rombongan, πŸ˜€ awsome team.

Ekspedisi belah jalur Gn.pancar (part1/2)

sabtu (25/6/11). Hari yang gw tunggu bersama para goweser yang pengen belah jalur di Gn.pancar. 8 orang jumlah anggota kali ini, Eko probo (KHS Velvet), Arie cornelis (Pivot Firebird), Pandu (commercal), joko (Cozmic CX.3), Boy (Xtrada 3), Norman (louis Garneau), Rudi (SantaCruz Helpker) dan gw sendiri (Thrill agent 3). Karena kali ini kaga ada yang tau jalan jadi kami berpatokan dengan GPS garmin 60CSX yang di bawa Arie dan pak Eko. Tikum di kediaman pak Eko jam 5:30, seperti biasa telat tinggal. Setelah beres packing sepeda ke dalam 3 mobil yang beda kami berangkat.

Weekend wariors
start ure engine
start ure engine

Menyusuri halusnya aspal tol JORR, rada sedikit terhambat karena ada kecelakaan di depan ANTAM. Lanjut bertemu dengan rombongan pandu, joko, dan norman di rest area, setelah beristirahat kita langsung menuju bukit sentul dan mencari tempat perkiran. Kali ini kita mengambil keputusan untuk parkir di PETRONAS (sangat tidak di rekomendasikan untuk perkir disini) Ada beberapa alternatif tempat parkir yang aman, di plasa deket sana. Dari sana kami melanjutkan lagi gowes sebentar sambil cari sarapan dan angkot untuk ke warung nol. Bubur ayam pun lahap kami libar dengan habis, setelah dapet angkot dan kami berikan kehormatan kepada kang rudi untuk nawar. Negoisasi berjalan lancar sewa 2 angkot (1 angkot 4 sepeda) dengan tarif 100.000 perangkot dengan tujuan warung nol haur koneng.

angkot full audio
capek tak menghalangi untuk narsis

Ga pake lama sampe warung nol beli nasi bungkus dan persediaan jajanan (air, coklat, dll). Karena jalur yang akan kami lalui ini disinyalir ga ada warung, pasang sunblock capcus dah. Tanjakan awal masih menyenangkan ambil patokan awal ke villa prabowo, disini diharapkan berhati hati menanjak selain curam anjing helder penjaga gerbang suka meloncat keluar gerbang, sampai ada salah satu dari kami yang ingin di caplok oleh sang helder :D. Nah mulai disini mulai di sugukan pemandangan indah, mulai menjajaki dalam hutan yang mana tanjakannya luar binasah, karena trek dinilai sudah tidak gowesable maka banyak dari kami yang memindahkan posisi ke samping sepeda (ttb).

pura pura capek πŸ˜€

Trek yang disuguhkan beraneka ragam mulai dari makadam, single trek, tanah humpus, sampai longsoran. Beristirahat beberapa kali mungkin jadi pilihan alternatif mengembalikan tenaga yang mulai hilang karena tuntun sepeda ke tanjakan yang semakin curam dan juga panasnya siang itu. Sampai di ketinggian 750 mdpl panas masih terasa. Kali ini kami menuju pos pondok pemburu semakin ke atas ternyata jalanan semakin ga goesable banget, tapi cuaca yang semakin berkabut juga menemani perjalanan menuju atas. Sambil mengecek ketinggian ternyata sampainya di pondok pemburu menunjukkan 1000mdpl.

Terasa angin dingin semilir dari atas pondok pemburu sini, ternyata di sini kita bisa memesan kopi, teh dan mie. lumayan makan siang dulu dah. Air berlimpah dan dingin agenda disini ISOMA.

menuju pondok pemburu
Akhirnya sampe juga (pondok pemburu)
Siap siap berangkat lagi πŸ˜€